Senin, 26 September 2011

KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA


BAB III 
KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA

A. Interaksi sebagai Proses Sosial

            Orang yang hidup menyendiri dan terasing dari lingkungan kehidupan manusia, misalnya hidup sendiri di tengah hutan belantara untuk selamanya, dipastikan tidak pernah mengadakan interaksi sosial. Padahal interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial. Artinya, tidak ada kehidupan bersama bagi orang tersebut,sekaligus tidak pernah ada proses sosial.

Untuk mencukupi kebutuhannya,seseorang tidakakan menanam padi sendiri, menuai sendiri, menggiling sendiri, menanak nasi sendiri, membuat periuk sendiri, menggali sumur sendiri, atau mencari ikan untuk diasinkan sendiri. Bahkan setelah meninggalpun, setiap orang masih memerlukan bantuan orang lain. Manusia dalam kehidupan bersama, baik individu - individu, kelompok-kelompok, maupun individu-kelompok, senantiasa terdapat interaksi sosial.

                Interaksi  sosial  adalah  hubungan – hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam bentuk kerjasama, serta persaingan atau pertikaian. Interaksi sosial tersebut menimbulkan proses sosial. Proses sosial erat kaitannya dengan konsep keragaman kehidupan sosial budaya masyarakat.



Contoh Hubungan Individu dengan Individu
Hubungan Individu dengan Individu 

 
Contoh Hubungan Individu dengan Kelompok



                                Contoh : Hubungan Kelompok Laki Laki


                        Contoh : Hubungan Kelompok Perempuan





Proses sosial yang terjadi, berupa kerjasama, bahkan persaingan maupun pertikaian, karena adanya interaksi sosial. Adanya pertemuan sekelompok orang, adanya pergaulan hidup, saling berbicara, saling berpandangan, berjabat tangan, kemudian saling kerjasama dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama.
Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Proses sosial merupakan cara-cara berhubungan para individu maupun kelompok yang saling bertemu, kemudian terjadi perubahanperubahan yang mampu menggoyahkan cara-cara hidup yang telah ada. Pergaulan dan hubungan yang terjadi di antara mereka memerlukan waktu untuk menyelesaikan sebuah proses.
Proses interaksi sosial baru akan berlaku apabila menghasilkan reaksi yang berbentuk hal-hal berikut.



1. Imitasi

Imitasi adalah meniru sesuatu yang dilakukan orang lain Misalnya,
meniru cara berpakaian, gaya rambut, gaya bicara, dan perilaku
 lainnya. Meniru bisa berdampak baik atau sebaliknya. Meniru  menjadi buruk jika sesuatu yang kita tiru merugikan diri sendiri
 dan tidak sesuai dengan kesopanan lingkungan. Meniru berlaku
 baik jika peniruan tersebut bermanfaat bagi kehidupan kita dan
masyarakat menerimanya.




 




































            Interaksi sosial hanya akan terjadi antarmanusia, tidak terhadap benda mati. Meja atau kursi yang dipukul sekeras apapun, tidak akan bereaksi karena memang tidak dapat merasakan sakit dan sebagainya. Rusaknya meja atau kursi sebagai akibat dari pukulan yang keras, tidak akanmenimbulkan reaksi darinya. Seandainya patah atau rusak, bukan karena reaksi dari benda mati itu. Interaksi antara manusia dengan binatang, tidak dapat dilakukan dengan sempurna karena hubungan timbal balik mereka tidak menggunakan bahasa yang saling dipahami. Mereka hanya menggunakan bahasa isyarat atau menggunakan suara atau bunyi-bunyian tertentu saja, dan bukan merupakan sebuah interaksi sosial

4. Identifikasi
Seseorang yang merasakan menjadi korban bencana merupakan bentuk identifikasi. Identifikasi lebih dalam daripada simpati.
Seseorang yang mengidentifikasikan dirinya terhadap orang lain pada umumnya akan meniru, terkena sugesti, dan merasa simpati.
Lain halnya dengan imitasi, sugesti, dan simpati tidak perlu disertai identifikasi.

  Identifikasi 

adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Umumnya yang menjadi objek dari proses identifikasi adalah “sang idola”





CONTOH REAKSI DARI HASIL PROSES SOSIAL





 
sugesti






PR, UNTUK KELAS VIIA,

1. Sebutkan Pengertian dari Interaksi Sosial.........
2. Apa Perbedaan Interaksi Sosial dengan Proses Sosial, Jelaskan...
3. Berikan Contoh Hubungan Interaksi Sosial antara Individu dengan Individu, Individu dengan Kelompok dan Kelompok dengan Kelompok,sesuai dengan keadaanmu sendiri.....
4.  Jelaskan dengan singkat Pengertian Proses Sosial...........
5. Buatlah bentuk bentuk dari  reaksi  yang dihasilkan dalam Proses sosial dan beri Contoh –contohnya.


Sabtu, 24 September 2011

Sesuatu yang hilang...
ada....tapi tak nyata
terasa....tapi  tak  teraba
waktu....biarlah seperti ini...
aku mau....aku butuh....aku turut..
apa yang kau arahkan.......
bagai air.......
ku kan mengalir mengikuti kelokan aliran yang kau kehendaki....



Senin, 19 September 2011

murid - murid ku setelah selesai les

Fatiah,putri,fitri,felia dan sessi

 Fattiah Cs




 hehehe.....jari jari pithecus.....

 kelas VII C


 Rama Pithecus

 Topik Paleojavanicus...

 saat Les di ruang Multimedia

 sedang mendownload jenis jenis manusia purba

 Adeliana Wajakensis

 Homo Sapiens


 maniz chan......
yee laaah..........









BAHAN AJAR MASA PRA AKSARA DI INDONESIA



 Kompetensi Dasar yang akan dicapai :

1,2,Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia.
Indikator :
·  Menjelaskan pengertian  dan kurun waktu masa pra –aksara
·  Mengidentifikasi jenis- jenis manusia Indonesia yang hidup pada masa pra- aksara
·  Mendeskripsikan perkembangan kehidupan  pada masa pra- aksara dan peralatan kehidupan yang dipergunakan.
·  Mengidentiifikasi peninggalan –peninggalan kebudayaan pada masa pra-aksara.
·  Melacak  kedatangan dan  persebaran nenek moyang bangsa Indonesia di Nusantara dengan atlas sejarah.

Oval: 2Bab
MASA PRA AKSARA    
         DI INDONESIA

MASA PRA AKSARA

1. Pengertian Masa Praaksara
Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa praaksara sering disebut sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa praaksara disebut sebagai kehidupan manusia purba. Manusia muncul di permukaan bumi kira-kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan atau glasiasi dalam zaman yang disebut kala plestosen.
2. Kurun Waktu Masa Praaksara
Kurun waktu pada masa praaksara diawali sejak manusia ada dan berakhir sampai manusia mengenal tulisan. Berakhirnya masa praaksara setiap bangsa tidaklah sama. Bangsa Mesir telah mengenal tulisan. Sebaliknya, bangsa Australia baru mengenal tulisan sekitar awal abad ke-20. Berarti penduduk asli bangsa Australia aru meninggalkan masa praaksara pada awal abad ke-20.
Bangsa Indonesia meninggalkan masa praaksara kira-kira pada tahun 400 masehi. Hal ini diketahui dari adanya batu bertulis yang terdapat Muara Kaman, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut tidak berangkat tahun, namun bahasa dan bentuk huruf yang dipakai memberi petunjuk bahwa prasasti itu dibuat sekitar tahun 400 Masehi.

a. Lingkungan alam pada masa praaksara
Keadaan alam di muka bumi selalu berubah-ubah, yang disebabkan oleh hal-hal berikut.
1) Orogenesis atau gerakan pengangkatan kulit bumi.
2) Erosi atau proses pengikisan lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh angin, air hujan, dan aliran air sungai
3) Vulkanisme atau kegiatan gunung berapi
Masa praaksara disebut zaman es atau kala plestosen, dimana bagian barat Indonesia berhubungan dengan daratan asia tenggara, sedangkan bagian timur wilayah Indonesia berhubungan dengan Australia.
Kala plestosen berlangsung kira-kira 3 juta sampai 10 ribu tahun yang lalu. Dalam keseluruhan sejarah bumi, kala plestosen merupakan masa geologi yang paling muda dan singkat. Akan tetapi, bagi sejarah umat manusia, kala plestosen merupakan merupakan bagian yang paling tua.
Pada masa plestosen, suhu di bumi menurun dan gletser yang biasanya hanya terdapat di daerah-daerah kutub serta puncak gunung dan pegunungan tinggi meluas, sehingga daerah yang berdekatan dengan tempat-tempat tersebut dan tempat-tempat lain tertutup oleh lapisan es, misalnya di daerah Amerika, Eropa dan Asia serta pegunungan tinggi lainnya.
Akibat dari masa pengesan pada zaman plestosen adalah turunnya permukaan laut sehingga laut yang dangkal berubah menjadi daratan. Daratan-daratan baru inilah yang berperan sebagai jembatan bagi manusia dan hewan dalam melakukan perpindahan ke daerah lain untuk menghindari bencana dan mencari sumber makanan baru.
b. Awal kehadiran manusia
Menurut hasil penelitian ahli purbakala, diperkirakan manusia muncul sekitar 3 juta tahun yang lalu bersamaan terjadinya proses glasisasi atau pengesan daratan di bumi, yang disebut kala plestosen. Pada masa itu terjadi penurunan suhu di bumi sehngga sebahagian besar daratan di kawasan Amerika, dan Asia Eropa ,dan Asia tertutup lapisan es. Dengan kondisi alam yang demikian menjinakkan hewan/berburu hewan dan bercocok tanam serta dengan membuat alat-alatsederhana untuk membantu kegiatan hidupnya.
c. Kehidupan pada masa praaksara
Daerah daratan Sunda lebih banyak dihuni manusia daripada daratan Sahul. Pola kehidupan manusia pada masa plestosen adalah kegiatan yang berkaitan dengan mengumpulkan makanan dan berburu. Mereka menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu, tulang dan tanduk.
Kondisi hewan pada masa plestosen tidak banyak berbeda dengan kehidpan manusia, yakni bahwa hidup hewan bergantung pada keadaan iklim dan tumbuh-tumbuhan. Tiap perubahan iklim dapat mengakibatkan berubahnya atau berpindahnya kelompok hewan. Di sapmping itu, adanya bencana alam juga menyebabkan proses berpindahnya hewan ke daerah lain.
Pada masa plestosen tingkat kehidupan manusia sangat bergantung pada alam dan kemampuan manusia dalam taraf berburu dan mengumpulkan bahan makanan dari hasil alam sekitarnya. Oleh karena itu lenyapnya berbagai jenis hewan disebabkan karena usaha perburuan yang dilakukan manusia.
Migrasi hewan dan manusia dari dataran Asia ke kepulauan Indonesia dimungkinkan karena terbentuknya paparan Sunda di sebelah barat dan paparan Sahul di sebelah timur pada kala plestosen akhir dan plestosen sebagai akibat turunnya permukaan laut.
Bagian barat yang mencakup Jawa, Sumatra dan Kalimantan bergabung dengan Asia. Sedangkan bagian timur yang mencakup Papua dan sekitarnya bergabung dengan Australia.
3. Jenis-Jenis manusia pada masa praaksara
Manusia pada masa praaksara tidak mewariskan peninggalan-peninggalan, namun kehidupannya dapat diketahui dari sumber-sumber informasi sebagai berikut.
a. Hasil penggalian fosil
Fosil adalah sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan bagian tubuh manusia yang telah membatu. Dengan ditemukannya fosil manusia merupakan petunjuk adanya kehidupan manusia pada masa praaksara. Fosil tersebut dinamakan fosil pandu.
b. Tempat perlindungan di bawah karang (abris sous rouches)
Tempat perlindungan di bawah karang berbentuk gua, dan merupakan tempat perkampungan manusia pada masa praaksara yang hanya ditempati sementara waktu. Gua karang tempat perlindungan manusia praaksara dinamakan abris sous rouches. Di daerah tersebut ditemukan berbagai alat-alat dari batu, tulang, tanduk, dan kerang. abris sous rouches banyak ditemukan di Teluk Triton (Papua), Pulau Seram (Maluku), dan di gua Leang-Leang (Sulawesi Selatan).
c. Dapur sampah (kjokkenmoddinger)
Salah satu jenis makanan manusia pada masa praaksara adalah kerang. Kulit kerang tersebut banyak dibuang di tempat-tempat tertentu, yang disebut sebagai dapur sampah ataukjokkenmoddinger. Di dapur sampah tersebut berupa bukit kerang dan sering diketemukan bekas peralatan yang biasa dipergunakan manusia praaksara. Hal ini banyak dijumpai di Medan (Sumatera Utara) dan di Langsa (Aceh).
d. Alat-alat yang dipergunakan manusia praaksara
Manusia praaksara telah mengenal berbagai bentuk peralatan sederhana yang dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jenis peralatan yang ditemukan pasa penemuan fosil manusia Indonesia ada zaman praaskara adalah beliung persegi dan kapak lonjong yang kedua alat tersebut di buat dari batu.
Persebaran alat-alat manusia praaskara tersebut sekaligus menujjukan bukti persebaran manusia pada masa praaskara. Bardasarkan sumber-sumber informasi tersbut di peroleh data mengenenai manusia Indonesia yang hidup pada msa praaskara.
Adapun berdasarkan hasil penelitian pakar antropologi dn pakar sejarah, manusia praaskara antara lain.
a. Pithecanthropus Mojokertoensis, merupakan fosil manusia praaskara yang ditemukan oleh duyfjes dan koeningswald, di perning, mojokerto, tahun 1936. Fosil tersebut berupa tengkorak anak usia 6 tahun. Berdasarkan penelitian, fosil tersebut telah berumur 1, 9 juta tahun. Hasil penemuan tersebut diteliti ulang oleh De Tera dan Movius pada tahun 1938 dan memutuskan bahwa fosil tersebut merupakan fosil manusia praaksara yang tertua.
b. Meganthropus Paleojavanicus, meupakan hasil penelitian Von Koenigswald pada tahun 1941, di daerah Sangiran, Surakarta. Fosil tersebut menunjukkan kerangka tubuh manusia praaksara nerbadan besar tetpi tidak seberap tinggi (megan berarti besar). Meganthropus Paleojavanicus hidup sezaman dengan Pithecanthropus Mojokertoensis anmu tingkat kehidupannya lebih rendah (lebih primitif).
c. Pithecantropus Erectus, fosil manusia purba yg ditemukan oleh Eugen Dubois, pada tahun 1890 di desa trinil Ngawi Jawa TImur. Fosil tersebut berbentuk kerangka manusia yang menyerupai kera maka disebut Pithecantropus Erectus yang berarti manusia kera berjalan tegak dibandingkan dengan Pithecantropus Mojokertoensis, bentuk tubuh Pithecantropus Erectus lebih maju.
d. Homo Soloensis merupakan jenis fosil manusi praaksara yang ditemukan di lembah sungai Bengawan Solo, oleh Ter Haar dan Ir Oppenoorth pada tahun 1931 – 1934 di desa Ngandong kabupaten Blora . Setelah diteliti ileh von koenigswald, fosil tersebut tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus . mahkluk itu disebut Homo Soloensis, yang berarti manusia dari Solo.
e. Homo Wajakensis atau Homo Sapiens, merupakan jenis fosil manusia praaksara yg ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889, di desa Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak yang tingkatannya lebih tinggi dari Pithecantropus Erectus. Dari antara fosil-fosil lainnya. Homo Wajakensis merupakan yang termaju dan yang terakhir
Homo Wajakensis termasuk jenis Homo Sapiens, sebagian besar bertempat tinggal di Indonesia bagian barat, dan sebagian tinggal di wilayah timur. Yang bermukim di wilayah Indonesia bagian barat termasuk ras Mongoloid, sub ras Melayu – Indonesia. Sedangkan yang bermukim di wilayah Indonesia bagian timur termasuk ras Austromelanesoid. Homo Wajakensis mulai tinggal di Indonesia sejak 40.000 tahun yang lalu, dan sekaligus membuktikan bahwa sekitar 40.000 tahun yang lalu Indonesia telah di didiami oleh manusia sejenis Homo Sapiens.
Adapun hal-hal yang membedakan Pithecantropus Erectus dengan Homo Sapiens adalah sebagai berikut.
Pithecantropus memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
a. Bentuk fisik dan wajahnya berbeda dengan manusia sekarang, termasuk tingkat kecerdasannya berbeda jauh.
b. Tingkat kehidupannya masih primitif, mata pencaharian utamanya adalah berburu dan meramu (memetik buah-buahan di hutan).
c. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan selalu berpindah-pindah
Manusia yang termasuk Pithecanthropus Erectus adalah Pithecantropus Mojokertensis dan Meganthropus Paleojavanicus.
Sedangkan cirri-ciri Homo Sapiens adalah sebagai berikut.
a. Bentuk fisik dan wajahnya mirip manusia sekarang. Tingkat kecerdasannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus.
b. Tingkat kehidupannya lbih maju dari Pithecantropus Erectus, dan telah mengenal perladangan dengan sistem lading berpindah.
c. Hidupnya telah menetap dalam waktu agak lama sekitar 2 atau 3 masa panen baru berpindah.
d. Memiliki pralatan terbuat dari batu yang diasah halus, berbentuk beliung persegi, dan alat pemukul kulit kayu.
e. Hidup disekitar 40.000 tahun yang lalu.
Manusia praaksara yang termasuk Homo Sapiens adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Homo Sapiens termasuk nenek moyang yang menurunkan ras-ras manusia sekarang ini. Jenis-jenis manusia purba
            Secara umum penemuan fosil manusia dari jaman ke zaman terbagi atas tiga kelompok, yaitu manusia kera, manusia purba dan manusia modern. 

A.Manusia kera
    1.Australopithecus Africanus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVtgwsChO3LD3o7s7_rHYHqw7FBvNO0JoSE80Vzv5X8J7WF5sTpZWOzJatBU84WGF45OL8al3yynuOan0nwD0abuk1dh2Ka2m2PAf0BFYp11ad2ju4yCW48_EhmLXAKFf9pSu4_KKBGh8f/s1600/images.jpg
Australopithecus africanus ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan            oleh    Raymond Dart  tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak kepala saja.

   2. Paranthropus Robustus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwagD8-k0qxSNtKwYPLX5JqSU9wRzjINUSkDzIeFRbKw1yWJXLjm8PvcJChyxCCBawknVYfMq8ZE3VWT-MrpGM9hEJJnBeMSOQ3Bpmcy6bT5R320XYvYRA100CO9pqPZp9GjGdNr_O794e/s1600/Paranthropus+Robustus.jpg

Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera tersebut disebut australopithecus.
B. Manusia purba
   1.Sinanthropus Pekinensis
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0aazCSjJKlV6GAEVqSdk_b7oDNScKpZd1FZVDeKuwZ0wU-LFz-hwiev97ho-EKT35nXD8qZLMXflVeisJ8JhN4Gd3V99lXu1LLLbEGJOZ8bw4E9FIxdXmbWwBpIs5KhDeDmn8tBJ7qNK2/s320/TaylorIMMiaHomoErectusPekinensisM.jpg

Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.

   2. Meganthropus Palaeojavanicus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJLu6zTGWk11_2Fy42YP-ityl8I5T3w5XG2T12Cof86SF9wt563lORIbRoqIIw7bbf9A3cul-kiu9XwVgqttxbtMU2sVDgDbU95ggWAxxrycbC9aBVfxELgxBUv6sMa1XEdxU-J6o3LjDp/s1600/paket+sangiran.jpg

Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di pulau jawa oleh Von Koningswald pada tahun 1939 - 1941.

   3.Manusia Heidelberg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjJo4oktmtDf6kBYGxakmBc8oF3a1xAB3AJNeZ_TviwLPYwXdtD6U_N8mtxKmu-tZduFZV4Uh1_xGiF8OwyBtIYOo_u6EUtXrb7Lhs3rJb2eHF2b1LRJEGVeoT4b7dTV-yg_hUofn07BSs/s1600/manusiaheidelberg_thumb.png
Manusia heidelberg ditemukan di Jerman.

   4.Pithecanthropus Erectus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1yQx8-JXABPHWdy2mXYgZLLHjH_ho35x8IbhTNXuNBu-MPh7jo-GH0RsJitP1RGOv4XYx8z-8fXoOUt1F-xnCR9uGfIIfWXX9RBWlc2ynorQhgUvvQmSMTJ8R681XpNGh9l9-nwVyFxGy/s320/manusia_purba_Pithecanthropus_Erectus.jpg


Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali fosil telang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 - 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.

C.Manusia modern
Pengertian atau arti definisi manusia modern adalah manusia yang termasuk ke dalam spesies homo sapiens dengan isi volum otak kira-kira 1450 cm kubik hidup sekitar 15.000 hingga 150.000 tahun yang lalu. Manusia modern disebut modern karena hampir mirip atau menyerupai manusia yang ada pada saat ini atau sekarang.
·                     Manusia Swanscombe - Berasal dari Inggris
·                     Manusia Neandertal - Ditemukan di lembah Neander
·                                             Manusia Cro-Magnon / Cromagnon / Crogmanon - Ditemukan di gua Cro-Magnon, Lascaux Prancis. Dicurigai sebagai campuran antara manusia Neandertal dengan manusia Gunung Carmel.
·                     Manusia Shanidar - Fosil dijumpai di Negara Irak
·                     Manusia Gunung Carmel - Ditemukan di gua-gua Tabun serta Skhul Palestina
·                     Manusia Steinheim - Berasal dari Jerman
  • Fosil Manusia Purba
  • Fosil- Fosil Manusia Purba (Homo Erectus) & Lokasi Penemuannya:
  •  
  • Di Indonesia:
  • 1. Meganthropus palaeojavanicus / Manusia Raksasa Jawa
  • https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV3rMgEIiThI4Hzf4KCtbWuo5F3aXVj36XMH7BwUYF-LGpZbysSX_fhIMFPSmq-22KLtOdkhuUZIly5NuYOwyDF8T_VHFi7GDWc4ncUKEXtwQC4kQbTGBYs_Ux89NFSiYi_1GdohjpW_U/s320/Meganthropus+palaeojavanicus.jpg
  • Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di pulau jawa oleh Von Koningswald pada tahun 1939 - 1941. Yaitu manusia purba paling primitif(tua), ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald di daerah Sangiran pada lapisan pleistosen bawah(lapisan pucangan) pada tahun 1936 dan 1941. Hasil temuan fosil tersebut berupa tulang bagian bawah dan atas. Fosil yang serupa juga ditemukan Marks dilapisan Kabuh(pleistosen tengah) pada tahun 1952. Berdasarkan penelitian tulang rahang atas dan tulang rahang bawah, makanan Meganthropus Palaeojavanicus adalah tumbuh-tumbuhan. Karena makanannya tanpa melalui proses pemasakan, maka gigi rahangnya besar dan kuat. Meganthopus diperkirakan hidup pada 2-1 juta tahun yang lalu. Sesuai Dengan arti namanya, manusia purba besar dan tertua di Pulau Jawa.
  • 2. Pithecanthropus mojokertensis

Pada tahun 1936, telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba  oleh Weidenreich  didesa Jetis, Mojokerto. Fosil manusia purba tersebut diberi nama
Pithecanthropus robustus, sedang Von Koeningswald menyebutnyaPithecanthropus mojokertensis.
  • 3. Pithecanthropus soloensis
 
G.H.R. Von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter Haar pada sekitar tahun 1931-1934 mengadakan penelitian di Lembah Sungai Bengawan Solo dan penemuan pertama di Ngandong(Blora) adalah fosil Pithecanthropus soloensisi Sangiran yang diperkirakan hidup pada900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu diperkirakan terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Cina. artinya manusia kera dari Solo, kemudian ditemukan juga jenis Pithecanthropus di Sangiran yang diperkirakan hidup pada 900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu diperkirakan terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Cina.
 Pithecanthropus erectus
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAQCHTQAQe0bV_hQwyL0YArWUzJi-n8fH0k_gEH7zwi5dmuuKdDQt6xjemFru6utG2hS467MKl5ERhCCyAcOtEkNHwLoS1jgsfY4Lg6oZkEsttSr2-0xfTGBWVb0hMquU3Nd0EZXYmuqY/s320/Pithecanthropus-erectus+bone.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwyGY2BbDoJmHpcwgS4XsL4OQPKUS8YgHUP6KAYpk8jZG-NOolGDjLrkQVam3Z1dzYkCOZHXAsG0NFNXBRfGvdRa706o2kUfchEGRLaYYtLapBOu2CCPrGLgo4OdtqJiUZ2wgRtc_QjDQ/s320/Pithecanthropus-erectus.jpg
  • Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali fosil telang belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois. Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga 500.000 tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar 770 - 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.
  • 5. Homo wajakensis
  • Fosil manusia purba dari genus homo yang berasal dari kala Pleistosen di Indonesia ditemukan di Wajak, dekat daerah Campurdarat, Tulungagung. Fosil ini ditemukan oleh Van Rietschoten pada tahun 1889 dan diselidiki pertama kali oleh Dubois. Fosil yang ditemukan terdiri atas tengkorak, rahang bawah, dan beberapa ruasleher.
    Ciri-ciri Homo Wajakensis sebagai berikut :
  • a. Muka datar dan lebar,
  • b. Hidung lebar dan bagian mulutnya menonjol,
    c. Dahinya agak miring dan di atas mata terdapat busur kening yang nyata,
    d. Tenggorokannya sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengah-tengah atap tengkoraknya dari muka ke belakang, dan
    e. Mukanya lebih Mongoloid karena sangat datar dan pipinya menonjol ke samping.

    Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan, manusia Wajak tubuhnya tinggi, isi tengkorak besar, dan sudah menjadi Homo Sapiens. Walaupun demikian, para ahli sulit menentukan ke dalam ras mana Homo Sapiens ini karena ia memiliki dua ciri yaitu ras Mongoloid dan Austromelanesoid. Mungkin Homo Sapiens ini tidak hidup bersamaan dengan ras-ras yang hidup sekarang. Mungkin pula dari ras Wajak itulah subras Melayu Indonesia berasal dan turut revolusi menjadi ras Austromelanesoid yang sekarang.
  • Homo Sapiens (ras Wajak) ini mungkin meliputi juga ras-ras yang hidup sekitar 25.0000 -40.000 tahun lampau di Asia Tenggara, seperti manusia Niah di Sarawak dan manusia Tabon di Pulau Palawan (Filipina).
  • Penemuan fosil manusia Wajak menunjukkan bahwa sekitar 40.000 tahun silam Indonesia sudah didiami oleh Homo Sapiens. Oleh karena rasnya sulit dicocokkan dengan ras-ras pokok yang ada sekarang maka manusia Wajak itu dianggap sebagai ras tersendiri. Manusia Wajak tidak berevolusi dari Pithecanthropus, tetapi mungkin dari tahapan Homo Neanderthropus, yang fosilnya belum ditemukan di Indonesia. Mungkin pula dari Homo Neanderthalensis di tempat lain atau hasil evolusi dari Pithecanthropus Soloensis. Para ahli belum dapat menentukannya. Namun yang pasti, ras Wajak tidak hanya mendiami Indonesia bagian barat, tetapi juga sebagian Indonesia Timur yang fosil-fosilnya belum ditemukan.
  • Di Luar Indonesia:
  • 1. Ardipithecus ramidus
    Ras manusia yang hidup enam juta tahun lalu di kawasan Afar, Ethiopia. 'Ardi', demikian nama yang diberikan oleh para peneliti, dikumpulkan dari berbagai tulang manusia yang ditemukan di wilayah itu selama lima belas tahun terakhir. Manusia ini tingginya 1, 20 meter dan beratnya 50 kilogram. Bentuk tangan, kaki, dan badan menunjukkan bahwa ia merangkak dan memanjat pohon, tapi juga terkadang berjalan di atas kedua kaki.
    Dari bentuk rahang, para ilmuwan menyimpulkan cara hidup Ardi tidaklah agresif. Menurut ilmuwan, penemuan ini mengubah teori yang berlaku selama ini mengenai asal usul manusia.


2. Homo antecessor
  • Hidup sebelum manusia Neanderthals dan Homo Sapiens, diduga datang ke gua-gua Atapurca setelah mengalami migrasi dari Afrika dan melewati Timur Tengah, Italia utara dan kemudian Prancis   
      . https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-foredIy4yE_tqd30bVfgsFb40_8qzaExv56x9bQTzydPhCqAaQO-Om4IwO9_8g2wRtc3pxe1dUlmPnZeme-m8k-Vlj3vHhsbOtzAqtItlh_3ZvwI3JtoEVRnX0nXBGSIK0d41ERPsSM/s320/Homo+antecessor.jpg
  • 3. Sinanthropus pekinensis

Sinanthropus pekinensis
 adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200 cm kubik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirE41Kx9VU3OoUarHwgA2mh1S0Bk9vVnSSb5yskWef1PWDtzePR9dFp7hjvhpnD7aJuZuK4mJt3L0ekFzrkN7Fv4YFxuN2uazYN5YqsDbuVR0xVturJOgLw36tAds2lN5pncfBr-gx6Fg/s320/Sinanthropus+pekinensis.jpg
  • 4. Manusia Heidelberg          https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-G_DXWewt4DpNhg-D0IJteP0APZFIjVBB1mEeo9xegFDWPEAvJkJIubqyLt29nhmKLPDiQitdqWtEDKtQ5prbr81ZQTDO_4E3y1mT-wrcEg3bj0M3XbDGSYATreWYgWdIKpTQXteHXpM/s320/Manusia+Heidelberg.jpg

Manusia heidelberg ditemukan di Jerman. Manusia Heidelberg atau Homo heidelbergensis adalah spesies pada genus Homo yang telah punah yang mungkin merupakan nenek moyang langsung Homo neanderthalensis di Eropa. Bukti yang ditemukan mengenai H. heidelbergensis berusia 600.000 hingga 400.000 tahun yang lalu